YouTube
termasuk media sosial paling populer di dunia. Video jenis apapun, mulai dari
video informatif, video komedi, bajakan film layar lebar dan televisi, live streaming,
video musik, pengetahuan, agama, hingga video yang tak jelas kebenarannya dapat
kita temui di YouTube.
Balita hingga
lansia sekarang menemukan hiburan baru hanya dengan membuka YouTube. Tak
berlebihan jika mengatakan YouTube memiliki pengaruh besar dalam budaya modern
atau pop
culture.
Di Indonesia
sendiri, Youtuber marak sejak tahun 2012 dengan kemunculan video lipsync lagu
Keong Racun oleh Sinta dan Jojo. Sayangnya, keeksisan Sinta dan Jojo hanya
berupa sensasi heboh sesaat yang hilang dalam sekejap, seperti halnya dengan
Udin Sedunia dan Briptu Norman Kamaru. Namun tidak semua bernasib seperti itu,
YouTube terbukti sukses mendongkrak beberapa nama yang awet hingga saat ini
seperti channel Youtube “Kok Bisa?”
Kok Bisa? pada awalnya dibentuk oleh ketiga mahasiswa semester akhir jurusan komunikasi
yang berinisiatif untuk membentuk sebuah channel edukasi dengan
menyasar target remaja di YouTube. Gerald Sebastian, salah satu Co-Founder Kok
Bisa? mengatakan bahwa konsep video yang mereka usung berupa motion grafis, di
mana menampilkan deretan animasi menarik sehingga tidak membuat bosan
penontonnya.
Di saat
kebanyakan Youtuber dan content
creator berlomba-lomba bikin video lawak yang jelas-jelas digemari
penonton Indonesia, tiga mahasiswa jurusan ilmu komunikasi, Yoga, Alvin, dan
Gerald, ambil jalur berbeda dengan membuat channel video edukasi mereka sendiri, yang dinamakan Kok Bisa? Channel yang mulai banyak dikenal
sejak viral lewat video berjudul “Kenapa Rupiah Melemah?” ini awalnya dibuat
dengan kepedulian para founder-nya
akan minimnya konten edukasi.
( Video dapat
dilihat di: https://youtu.be/sB7fSPbYFJg )
Channel Youtube
Kok Bisa? hadir untuk mengajak audiens (khususnya kalangan remaja)
melihat hal-hal yang terjadi sehari-hari divisualisasikan ke dalam sebuah video
animasi yang menarik, namun sarat dengan konten edukatif. Selain itu dari
founder channel Youtube ini juga mengatakan bahwa Kok Bisa? memiliki dua kunci
dari visinya, yakni curiosity dan simplicity, yang mana mampu
menjawab rasa penasaran orang-orang dengan penjelasan sederhana.
Masing-masing Youtuber memiliki pilihan sendiri tentang konsep dan konten apa yang ingin dimuatnya. Bagi para YouTubers, jadilah YouTuber yang bijak dan berkualitas, jangan memiliki mindset profit oriented semata. Dari sisi penonton atau viewers jadilah seorang pengguna internet yang bijak dan cerdas, filter kembali informasi apa saja yang masuk.
Masing-masing Youtuber memiliki pilihan sendiri tentang konsep dan konten apa yang ingin dimuatnya. Bagi para YouTubers, jadilah YouTuber yang bijak dan berkualitas, jangan memiliki mindset profit oriented semata. Dari sisi penonton atau viewers jadilah seorang pengguna internet yang bijak dan cerdas, filter kembali informasi apa saja yang masuk.
Komentar
Posting Komentar